Anda harus percaya bahwa Herman Willem Daendels adalah Bapak Pembangunan Indonesia I. Kenapa? Daendels dalam waktu 3 tahun telah membangun jalan raya Anyer - Panarukan sepanjang 1000 KM di Pulau Jawa. Bayangkan tanpa ada keputusannya, Indonesia belum tentu memiliki jalan raya yang sekarang masih menjadi urat nadi perekonomian Indonesia di Pulau Jawa. Terlepas bahwa pembangunan jalan itu telah mengorbankan ribuan manusia, kita harus akui bahwa karya pembangunan Daendels bermanfaat untuk rakyat Indonesia.
Kalau bangsa Indonesia mau maju maka bangsa ini perlu memiliki banyak Daendels-daendels bangsa Indonesia. Daendels Indonesia ini tidak mementingkan dirinya tetapi memiliki jiwa dan dedikasi yang kuat untuk memberikan sesuatu kepada bangsanya. Daendels ini tidak perduli dengan politik ataupun pandangan orang. Daendels ini mau bekerja keras dan bersedia menghadapi tantangan dan kecaman bangsanya. Daendels ini harus memiliki visi dan keteguhan hati.
Daendels membangun jalan raya ini dalam kondisi tidak punya anggaran. Tetapi sebagai seorang leader dia telah mampu menggerakkan dan mendorong bangsa Indonesia membangun jalan raya Anyer - Panarukan. Karyanya ini bukan saja merupakan karya munamental tetapi harus dipandang sebagai suatu sumbangsih kepada bangsa Indonesia.
Daendels membuat jalan ini tanpa memiliki excavator, truk, mesin giling atau mesin-mesin pembuat jalan modern seperti sekarang. Dengan keputusan politiknya dia perintahkan bangsa Indonesia untuk membangun jalan raya 1000 KM hanya menggunakan cangkul dan linggis dengan biaya hampir nol guilder. Dia tahu benar bahwa untuk pembangunan ini dia akan dikecam bukan saja oleh seluruh bangsa Indonesia selama ratusan tahun tetapi juga oleh bangsanya sendiri. Tetapi dia abaikan itu semua dan dia berkata dalam hatinya "jer basuki mawa bea." Untuk mendapatkan kemakmuran tidak bisa dengan mudah tetapi harus ada pengorbanan. Itulah yang dilakukan dan dialami oleh Daendels.
Dalam jaman modern ini seharusnya bangsa Indonesia harus bisa membuat mahakarya yang lebih hebat dari Daendels. Kita harus malu pada Daendels yang hanya dengan pacul dan linggis bisa membangun jalan raya urat nadi ekonomi Pulau Jawa. Bangsa Indonesia yang sekarang punya ribuan insiyur lulusan ITB, UGM, UI dsb dan teknologi modern sudah tersedia harus mampu membangun prasarana jalan, jembatan, terowongan lebih hebat dari Daendels. Karya Daendels bisa dibandingkan dengan pembangunan Jembatan Suramadu di Jawa Timur yang pa njangnya 5.438 meter. Jembatan ini yang seharusnya bisa dibangun dalam waktu setahun ternyata harus dibangun dalam waktu dalam waktu hampir 6 tahun dengan masa 2 pemerintahan. Bagaimana kalau kita mau bangun jembatan Jawa-Sumatera, bisa dibayangkan perlu berapa pemerintahan baru bisa terwujud?
yaah...dibalik suatu periatiwa walaupun itu pahit pasti ada hikmahnya...
BalasHapusBapak pembangunan??? kalau begitu mari kita ulangi sejarah untuk mencontoh pembangunan yang kejam ala Deandles. Kerahkan ribuan pekerja tanpa bayar dan perlakukan mereka seperti binatang. Tidak usah dibayar diberi makan. Biarkan mati kelaparan. Deandles adalah pelopor romusha ala belanda.
BalasHapusDaendels bukan pemimpin yang populis yang ingin dipuja...dia tidak perlu citra yang diperlukan adalah hasil karya. Itulah pemimpin jaman dulu. Lihat berapa korban yang telah jatuh untuk pembangunan tembok cina? jaman sekarang tidak perlu seperti itu... tapi tetap seorang pemimpin harus memiliki visi yang bermanfaat untuk rakyatnya
BalasHapus